Seorang mbak-mbak yang merasa dirinya kece berjalan di kerumunan orang-orang yang hendak naik kereta di peron stasiun. Maksud hati ingin menyibakkan rambutnya persis model-model diiklan shampo berujung petaka. Sebut saja nama mbak itu, RAFLESIA.
Insiden terjadi ketika mbak Raflesia mencoba menyibak rambutnya di tengah keramaian orang-orang yang menunggu kereta. Entah ingin pamer aroma shampo baru, tapi kalau dipikir-pikir wong banyak angin ya nggak bakal kecium juga toh mbak. Nah, sialnya itu rambut mbak-mbak itu nutupin muka seorang mas-mas yang hendak naik kereta.
Karena merasa pandangannya gelap, yang tadinya sudah hampir berhasil naik kereta yang penuhnya ampun-ampunan itu, mendadak gagal hanya karena rambut nggak jelas itu. Akhirnya...ya ketinggalan kereta.
Part 1-Di Peron Stasiun Kereta
Sang mas-mas merasa kesal lalu menegur mbak Raflesia.
" Woy Mbak! Rambutnya dikuncir donk!"
Bukannya mikir, mbak Raflesia malah mesem-mesem nggak jelas. Sambil berjalan perlahan menghampiri mas-mas itu seraya berkata,
" Makasih ya Mas, sudah mau perhatian sama aku."
Mas-mas yang masih kesel itu garuk-garuk kebingungan. Dalam hatinya ngedumel "kagak bener nich cewek, otaknye geser kayaknye."
Mbak Raflesia berdiri di sebelah mas-mas itu. Dan mulai nanya-nanya.
"Mas, emang mau ke kantor ya?"
" Ya, saya udah telat ini. Tadi pas mau naik...."
Belum selesai mas-masnya ngomong, si mbak Raflesia langsung motong pembicaraan.
" Sama donk, kalau gitu kita bareng ya."
Mas-mas itu tambah garuk-garuk dan bersikap masa bodoh.
Part 2-Di Dalam Kereta
Sang mas-mas yang terus diikuti mbak Raflesia berusaha mencari kesibukan dengan ponselnya. Senyum-senyum sendiri, mungkin sedang membaca komentar lucu di medsosnya.
Merasa diacuhkan, Raflesia membuka pembicaraan dengan mas-mas itu.
"Mas...mas....itu ada semut di pipinya!"
Spontan, mas-mas itu sibuk membersihkan pipinya
"Mana? nggak ada semut?"
"Agak geser ke kiri tangannya!" perintah Raflesia
"Kagak ada, ini mah bewok gue. keliatan kayak semut emangnye?" mulai kesel.
"Sebenernya semutnya emang ga ada mas."
"Nah, terus?"
"Niatnya, saya yang mau jadi semutnya. Soalnya senyum mas manis banget jadi pengen ngerubungin. Hehehe."
Mas-mas diam seribu bahasa dan hanya tersipu-sipu. Dalam hatinya berbisik, "Ini cewek udah ga normal kayaknye. Tapi berhubung jarang yang bilang gue manis, kagak napalah. Lumayan ada yang suka ama gue meskipun otaknye sebelas dua belas ama Ikan Teri."
"Mas..."
"Hmmm..."
"Mas turun dimana?"
"Stasiun Karet, kenapa emang mbak?"
"Aku boleh ikut?"
"Lha, emang mbak kantornya dimane? Saya kan emang kantornya di daerah Kuningan."
"Oh...Ok, kalau gtu simpan ini ya mas, sebagai kenang-kenangan perjumpaan kita ini. Tolong dikenang ya. Kalau kita berjodoh, pasti kita bertemu lagi mas." Sambil mengeluarkan permen yang belakangnya ada tulisan "kenanglah aku".
Mas-mas menggenggam permen itu sambil tersenyum agak nyinyir. Dalam hatinya bergumam, "Apaan dah nih, permen K*** sebiji doank, agak-agak basah lengket pula bungkusnya. Jangan - jangan permen kedaluarsa lagi nih. Ngimpi apa gue semalem ketemu cewek model beginian."
"Oh iya mas, sebentar lagi stasiun karet, tolong jaga kenang-kenangan itu ya... Jangan dibuang. Karena aku yakin meskipun dibuang pun kita tetap akan berjodoh."
"Iye...iye...makasih ye...gue duluan ye mbak!"
Mbak Raflesia tersenyum sambil melambaikan tangan.
Nggak jauh kereta jalan, mas-mas itu membuang permen pemberian mbak Rafles.
-To Be Continue...-
By : MPY